Berpetualanglah seluas-luasnya,menulis dan belajarlah sebanyak-banyaknya,cari pengalaman sedalam-dalamnya,bercita-citalah setinggi-tingginya,berdoa dan tawakal sesering-seringnya,kamu akan menemukan dirimu di sana

Rabu, 03 Juni 2015

DynamicLearning ID

Sekitar setahun lalu, kami berdua (saya dan Dewi) melintasi gedung B lantai dua di kampus tempat kami menuntut ilmu. Terlihat sekilas ada spanduk baru yang terpasang bertuliskan nama mahasiswa yang berhasil lulus proposal PKM lima bidang dari Dikti. Sesaat itu juga saya berharap di tahun depan nama saya Meriza Lestari juga bisa terpampang di tengah-tengah kampus yang identik dengan warna orange. Dan tahun depan itu adalah saat ini, di mana apa yang saya harapkan saat itu telah berhasil. Proposal program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat yang kami susun dinyatakan lulus didanai oleh Dikti dan tentu saja kami berkewajiban melaksanakan apa yang sudah tertulis di proposal. Saya bersama Dewi, Rudi dan Ahmad bersama-sama melaksanakan program tersebut.
Diawali dengan kegiatan survei lokasi, bertemu dan meminta izin dengan warga untuk mengadakan kegiatan dynamic learning, hingga proses pelaksanaannya. Kegiatan ini merupakan kegiatan pkm pengabdian masyarakat pertama yang kami berempat laksanakan. Sehingga jika sering muncul kebingungan di tengah jalan adalah hal biasa.
Kegiatan ini bernama dynamic learning. Yaitu pembelajaran yang dinamis, karena pembelajaran yang kami laksanakan dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Kata dynamic sendiri tanpa sengaja terlintas dibenak saya dan Dewi pada saat itu. Kebetulan terinspirasi dari tagline jurusan saya dan Dewi karena kami satu jurusan, tagline nya adalah fun, smart, and dynamic.
Kegiatan dynamic learning berfokus pada pemberdayaan anak jalanan, karena kami melihat angka anak yang turun ke jalan di kota Semarang sangat banyak. Data terbaru yang kami dapat bulan April lalu adalah 900 anak jalanan dan 350 diantaranya aktif. Pelaksanaan kegiatan dynamic learning sendiri memiliki pilot project di Gunung Brintik Semarang, karena di kawasan tersebut adalah kawasan dengan penduduk yang sebagian besar adalah anak jalanan, rentan turun ke jalan, atau mantan anak jalanan. Lokasinya dekat dengan pemakaman umum Bergota.
Awal-awal saya mengunjungi kawasan tersebut, saya memang cukup kaget. Karena sebagian besar rumah warga berlokasi sangat dekat dengan pemakaman. Bahkan saat anda membuka pintu rumah, di depan pintu anda langsung terdapat makam. Lokasinya ada di daerah perbukitan dekat dengan pusat kota.
Pada dasarnya anak jalanan yang kami temui di lokasi sebagian besar masih tetap bersekolah namun tetap mengamen atau berjualan koran di sore hari nya. Namun ada juga yang murni anak jalanan dari pagi hingga petang berada di jalan.

twitter: @dynamiclearnID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya....
tinggalkan jejak anda dengan berkomentar :)