Berpetualanglah seluas-luasnya,menulis dan belajarlah sebanyak-banyaknya,cari pengalaman sedalam-dalamnya,bercita-citalah setinggi-tingginya,berdoa dan tawakal sesering-seringnya,kamu akan menemukan dirimu di sana

Kamis, 29 Desember 2016

Unilever Future Leaders' League 2016

Suatu waktu saya menyenderkan bahu saya ke bantal dan memainkan handphone saya, ya sama seperti kebanyakan lainnya yang sedang bersantai dan main hp, apalagi yang dilakukan kalau bukan buka instagram, scrooollll, like, tutup; buka snapchat, lihat snap, tutup; buka facebook, scroooollll, baca-baca, tutup; buka line, balas chat, lihat timeline, scrooooll, tutup; diulang lagi dari awal begitu dan akhirnya saya buka youtube. Muncullah beberapa rekomendasi tontonan dari youtube, mulai dari vlog, drama, reality show, dan banyak lagi lainnya.

Akhirnya saya memilih menonton asia’s next top model cycle 3 episode 1. Ya itu tayangan udah dari zaman kapan sih, saya tau sedikit karena pernah menyaksikannya beberapa kali secara acak. Dan ketika saya menyaksikannya, ada beberapa peserta dari Asia’s Next Top Model atau kedepan saya singkat AsNTM dalam sesi wawancara dalam tayangan mengatakan pemikirannya yang kurang positif terhadap kemampuannya sendiri. Seperti halnya yang dilakukan oleh peserta bernama Shareeta, ketika di tantangan pertama yaitu tantangan turn table dia terlalu banyak berpikir. Saat diwawancarai di asrama Shareeta berkata bahwa ia adalah yang paling pendek dari semua peserta, bertanya apakah benar dirinya seorang model, bertanya ulang apa yang sebenarnya dia lakukan di sana,  ya semuanya pemikiran negatif. Kita yang menyaksikan sebenarnya akan bilang iya kamu seorang model buktinya sudah bisa lulus masuk AsNTM, kamu tidak sependek itu dan kamu tidak seburuk itu.  

Saya yang menyaksikan juga memprediksi bahwa pikiran negatif peserta tersebut akan mewujud dalam kehidupan dan akhirnya dia gugur di episode 1 karena ditantangan kedua yaitu jungle photo pun pemikiran negatifnya turut mewujud yang menyebabkan hasil foto yang tidak memuaskan. Meski itu hanya reality show yang mungkin banyak di setting, gimmick, dramatisasi dan lainnya (namanya juga reality show, tuntutan industri) tapi episode 1 itu mengingatkan saya pada salah satu pengalaman berharga saya di tahun 2016 ini.
Unilever Future Leader's League 2016

Iya, saya terpilih menjadi satu dari 29 lainnya di Unilever Future Leaders' League 2016 atau kedepan saya singkat menjadi UFLL. Salah satu kompetisi yang banyak diincar kalangan mahasiswa dan saya sudah menandai keberadaan kompetisi ini sejak tahun sebelumnya dan berkata kemana saja saya selama ini baru tau ada kompetisi keren ini di tahun 2015 dan artinya kesempatan saya mendaftar tinggal sekali. Karena saya ingin lulus di awal atau pertengahan tahun 2017. Sempat ada niatan engga jadi daftar karena belum nemu juga mau jawab pertanyaan yang mana dan ide nya apa. Tapi memang perkenalan kita dengan orang disekitar pasti ada karena suatu alasan. Teman saya yang baik hatinya, Wanda, Putri dan Nisa yang mau membantu saya mendapatkan insight tentang case yang diberikan di tengah-tengah kesibukannya masing-masing atas tugas kantor tempat saya magang. Tapi ide itu datang setelah yakin, berpikir dan menimbang. Kalau saya engga jadi submit, saya engga pernah tau hasilnya, ngirim aja engga gimana mau ada hasil. Dan jika saya tidak mengirimkan aplikasi saya, saya akan menyesal karena tidak pernah mencoba padahal tahun ini mungkin kesempatan terakhir.. Siapa tau, kalau rezeki engga akan kemana, kalau engga lulus setidaknya telah mencoba. Akhirnya saya mengirimkan aplikasi saya di jam-jam terakhir dengan harapan yang tidak terlalu besar karena belum ada UFLL sebelumnya dari Universitas Diponegoro, dan kok sepertinya kurang maksimal ya (pemikiran negatif 1). Di hari pengumuman, malamnya saya cek facebook Unilever dan pengumuman belum muncul. (pemikiran negatif 2), dalam hati ya sudahlah mungkin emang engga lulus kalau keterima juga nanti dapat email.

Tim di hari pertama: Tim Rinso

Singkatnya saya diterima dan mendapatkan email resmi setelah H+3 dari pengumuman di facebook/web yang menyebabkan saya sempat berpikir “mungkin itu bukan saya, nama nya saja yang sama, engga ada tulisan dari univ mana, email resmi belum dapat, Indonesia kan luas” tapi iya, itu nama saya, itu saya. Selanjutnya saya lihat-lihat nama peserta lain yang akan bertemu saya nanti. Ada yang pernah ketemu di acara lain tapi sebagian besar belum kenal sama sekali. Akhirnya saya lihat-lihat lah beberapa nama dari google, mereka pasti punya riwayat data yang bagus di google. Setelah melihat hasil pencarian google “woooooow mereka kok keren-keren banget ya, nanti disana saya bisa engga ya membaur, bisa ngikutin case nya, bisa ini, bisa itu, dan prasangka lainnya” (pemikiran negatif 3-kebanyakan mikir), singkatnya “aku mah apa atuh” ß (pemikiran negatif 4). Hal ini sama seperti yang terjadi dengan Shareeta di AsNTM, saya juga terlanjur meremehkan kemampuan diri saya sendiri setelah melihat background dan pengalaman teman-teman yang luar biasa (ini lebih buruk, kalau Shareeta sudah ketemu baru merasa minder, saya ketemu aja belum, udah merasa kecil dan minder duluan).  Kalau UFLL jadi reality show seperti AsNTM mungkin orang yang menyaksikan saya akan bilang sama seperti yang saya bilang ke Shareeta, bahwa sebenarnya saya tidak selemah dan seburuk yang saya pikirkan, caranya saya hanya harus memancarkan energi positif dengan berpikiran positif supaya semesta turut membantu memancarkan sisi positif itu. Saya tidak perlu berprasangka buruk terhadap diri saya sendiri.

Pikiran-pikiran negatif ini menjelma menjadi nyata di U-Camp (nama kegiatan seminggu UFLL) yang saya jalani, saya jadi kurang aktif, khawatir engga bisa ngerjain case akhirnya bener aja engga bisa pas di case awal tentang finance yang notabene nya saya memang tidak ada basic sama sekali, semakin takut dan takut lainnya, sampai muncul pemikiran “Semoga Unilever terutama tim panitia yang milih saya tidak pernah menyesal milih saya dibanding ratusan pendaftar lainnya” (pikiran negatif lainnya).
Disini beda nya UFLL dengan kompetisi lainnya, pikiran-pikiran negatif saya itu dibersihkan di U Camp dari hari ke hari selama seminggu (Kalau sistemnya kaya AsNTM sepertinya saya sudah gugur dari hari pertama seperti Shareeta, tapi ini bukan, jadi saya banyak belajar) . Karena UFLL bukan sekedar kompetisi, UFLL mengajarkan bagaimana kamu adalah dirimu yang unik sebagai pribadi dan memiliki potensi serta luar biasa di bidangnya, bagaimana seorang pemimpin masa depan itu terbentuk dari dirimu, betapa indahnya jika kita sebagai individu terkoneksi dengan individu lainnya, bagaimana setiap dari kita bisa berbagi inspirasi dan mendapatkan inspirasi dari orang lain sekecil apapun hal itu, menghargai orang lain saat berpendapat karena jika tidak kita hanya akan membunuh ide , bagaimana bekerjasama dalam tim (di UFLL setiap individu akan dipersatukan dalam sebuah tim) dan banyak lainnya.


Tim Tercinta : MVM Team
Yang pasti UFLL memberikan perubahan pada cara pandang saya akan suatu hal, jangan terlalu banyak berpikir apalagi pikiran negatif, jangan takut mencoba hal baru dan ambil resiko, kalaupun sesuatu terjadi karena keberanian kita, engga masalah itu bukan apa-apa, kalau kata mba Irma (Ibu tercinta di UFLL) “whats the worse that can happen”.

Ucapan syukur atas salah satu kesempatan berharga yang saya dapatkan di tahun 2016, bagaimana Unilever Future Leaders' League 2016 telah mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik untuk mejalani tahun-tahun berikutnya dan akan terus belajar menjadi lebih baik lagi. Pemikiran negatif, prasangka buruk, rasa takut itu manusiawi dan sering kita alami, tapi tergantung bagaimana kita mau melawannya secepat dan sedini mungkin agar berubah menjadi suatu yang positif.

Saya juga banyak belajar dari blog peserta UFLL tahun-tahun sebelumnya, setelah saya dibagi ilmu oleh UFLL dan blog mereka, maka giliran saya berbagi melalui tulisan ini. Jika kamu adalah yang terpilih di UFLL di tahun-tahun mendatang atau terpilih dalam bidang lain dimanapun itu. Tidak perlu meragukan dan mempertanyakan kelayakanmu atau kemampuanmu, kamu terpilih karena itu kamu, dirimu yang indah sebagai pribadi dan individu. Buktikan dan tunjukkan. Tetap rendah hati dan terus berbagi.

kata kunci: pengalaman UFLL 2016, pengalaman Unilever Future Leaders' League 2016, Unilever Future Leaders' League 2016, Unilever Future Leaders' League Indonesia 2016, 

Ini link beberapa tulisan teman-teman saya lainnya terkait UFLL 2016 buat kamu yang ingin tau lebih dalam
Cerita Lolosnya Farah ke Top 30 UFLL 2016
Unilever Future Leaders League 2016- Eric
My Awesome Life Started from UFLL 2016- Adi
Unilever Future Leaders League 2016 Part 1- Debby

2 komentar:

  1. halo kak meriza, maaf mau nanya requirements buat ikut ufll apa aja yaa?? dan tipsnya bisa lolos gimana sih kaa? hehe makasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Amara, kamu bisa cek syarat dan ketentuan lengkapnya di https://www.unileverfll.id/ di sana tersedia registration pack yang bisa didownload. Nanti ada case yg harus diselesaikan.

      Tips bisa lolos yang pasti mengisi aplikasi dan menjawab case yang dikasih sebaik-baiknya :) kalau mau tanya2 lebih detail bisa kontak di emailku meriz53@gmail.com

      Hapus

terima kasih atas kunjungannya....
tinggalkan jejak anda dengan berkomentar :)