Berpetualanglah seluas-luasnya,menulis dan belajarlah sebanyak-banyaknya,cari pengalaman sedalam-dalamnya,bercita-citalah setinggi-tingginya,berdoa dan tawakal sesering-seringnya,kamu akan menemukan dirimu di sana

Jumat, 18 Januari 2013

Sekelumit Kisah

     Satu lagi  perjalanan yang mengharuskanku bersitatap dan memiliki sedikit irisan dengan manusia lainnya.
Melihat secara nyata keseharian dalam sebuah rumah,hunian sebuah keluarga.
Hal asing yang akhirnya menjadi rutinitas.
Status yang tak pernah terbayangkan. Terbesit pun tidak,bahwa akan tersemat dalam diri.
Awal kami bertemu,tangan kanan ini terayun menunggu sambutan yang sama. Jemari kami saling bersentuhan tanda perkenalan.
Sebuah senyum simpul kulemparkan tanda penghormatan.
Itulah awal perjumpaan kami dan awal dari petualangan asing yang akan segera menjadi bagian dalam catatan.
Ia yang kuketahui dari foto yang terpajang di dinding dan cerita dari kerabat, kini ada dihadapan.
Bersama seorang temannya yang sama-sama seorang wanita muda ia datang. Tak lupa aku pun bersalaman dengan temannya tanda perkenalan.
Permulaan yang baik sebelum kejutan-kejutan lainnya datang.
Setelah semuanya berlalu banyak hal baru yang dapat kupelajari termasuk kebaikan kecil yang sangat berarti bagi orang lain. Goresan-goresan bersinggungan yang tercipta diantara kami mungkin wajar adanya. Kami sesama manusia yang terkadang mewujudkan secara nyata emosi jiwa yang ada dalam dada.
Seatap dengan dinding pembatas. Entah berapa tingginya pembatas yang ia bangun. Mungkin dinding itu rendah sehingga aku mampu melihat apa yang terjadi,mungkin juga dinding itu sangat tinggi sehingga aku tak mengetahui yang terjadi. Terkadang aku berusaha memahami tetapi aku tak tau apa mereka berusaha melakukan hal yang sama atau tidak. Untuk mengatakan bahwa aku akan mengakhiri semuanya pun perlu ribuan kali aku berpikir untuk menata kata yang tepat agar semuanya tetap baik-baik saja namun ternyata tetap saja masih salah.
Satu yang pasti saat semuanya berakhir. Ia menyangka niat tak kuselipkan pada diri. Padahal sejak awal niat adalah hal pertama yang kujinjing karena tanpanya aku tidak ada disana.
Dengan daya dan upaya aku belajar tentang rendah hati yang sangat diperlukan pada situasi seperti itu. Berupaya ikhlas untuk menjalani agar tak hanya materi yang menghampiri namun ada nilai lain yang didapati.
Ini bukan soal niat tapi soal perubahan ke arah kemajuan yang harus tercipta. Sudah seharusnya mereka tau itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya....
tinggalkan jejak anda dengan berkomentar :)