Mungkin iya,mungkin juga tidak.
Iya, karena banyak di antara
orang-orang di sekitar kita yang mewarisi hobi orang tuanya seperti hobi
bermusik. Sebut saja salah seorang teman saya,menurut saya ia mewarisi hobi
sekaligus bakat ayahnya yang jago menggambar dan bermain gitar. Ayahnya bekerja
sebagai desain interior. Ia teman saya yang bisa diandalkan untuk mengiringi
teman-teman lainnya yang bernyanyi dengan gitarnya. Bisa jadi itu faktor gen,bisa
juga karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan karena sejak kecil ia terbiasa
dikelilingi hal yang berbau seni.
Tapi ada yang ayah atau ibu nya
memiliki hobi memancing yang artinya bisa sabar menunggu hasil pancingan kok
anaknya punya hobi di bidang fotografi dan balapan motor yang berarti tidak
sabar karena ingin cepat sampai?
Inilah kemungkinan contoh lain
tentang faktor lingkungan. Bisa saja anak tersebut sering bermain atau dekat
dengan temannya yang juga memiliki hobi yang sama. Pada awalnya ia hanya
memerhatikan, lambat laun tertarik dan lama kelamaan dijadikan hobi atau bahkan
ladang penghasilan.
Baiklah saudara-saudara itu sedikit
analisa saya.hhehe...
Kenapa saya membahas hal ini?
Untuk kesekian kalinya tulisan saya
akan menyenggol yang namanya radio,setelah cerpen pertama saya di blog
ini,tulisan berjudul Suaramu pengenalmu,buku-setrika-radio,dan mungkin beberapa
tulisan lainnya.
TER-NYATA (dibaca ala presenter
gosip investigasi) kebiasaan saya mendengarkan radio juga karena faktor keturunan.hhehe..
masa sih kaya gitu aja faktor
keturunan?
engga percaya? yuk kita simak pohon
keluarga saya.
Ayah dari ibu saya yang artinya
adalah kakek saya senang mendengar radio. Yang didengarkan tentu berbeda dengan
saya. Kakek saya biasa mendengar wayang,atau siaran berbahasa jawa tapi
terkadang juga lagu masa kini. Beliau biasanya mendengar di malam hari atau
saat beliau beristirahat di kamarnya, dengan volume yang cukup tinggi. Hal ini
baru saya ketahui belakangan ini saat saya tinggal di kediaman keluarga besar
lebaran kemarin.
Kebiasaan ini diturunkan ke kakak
perempuan mama saya alias bibi saya. Biasa kami (keponakan-keponakannya)
panggil Bude (panggilan bibi dalam bahasa jawa). Beliau anak kedua dari kakek
saya. Sebenarnya kebiasaan bude berasal dari temannya yang senang on air di
radio (berdasarkan informasi yang di dapat dari anaknya/sepupu saya). Bude
biasa mendengar program musik dangdut atau populer masa kini. Saat telepon dan
berhasil on air beliau akan menyebut namanya diikuti nama rumah makannya. Bude
memang memiliki rumah makan dan bisa dibilang saat beliau on air selain request
lagu dan salam-salam, juga sekaligus promosi rumah makannya.
Terakhir kebiasaan itu diturunkan pada saya. Bedanya saya mendengar sekaligus mempelajari cara mereka.
Demikian garis merah radio dari kakek,bude,lalu ke saya. Sebenarnya keluarga saya yang lain juga kadang mendengar radio seperti paman dan om saya,saat menyetir mereka mendengar radio atau mp3 dalam mobil. Ketika bersih-bersih rumah kakak saya menyalakan radio dengan suara yang sangat kencang dan beberapa contoh lainnya. Hanya saja secara kuantitas memang kami (kakek,bude,saya) lebih sering.
Ah itu kebetulan aja mer! Ya mungkin memang kebetulan belaka.
Dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas ada lagi faktor yang paling penting yaitu faktor hati.hhehe.
Ada seseorang yang hobi pada sesuatu karena memang ia menyukainya padahal orang tua dan orang-orang disekelilingnya tidak memberikan pengaruh pada hobi nya. Anda tentu pernah melihat teman anda atau bahkan anda sendiri yang mengalaminya, ditentang hobi oleh keluarga dan teman karena beberapa alasan atau bahkan tanpa alasan. Tapi karena keinginan kuat untuk menjalani hobi tersebut ia tetap menjalankannya dengan sepenuh hati. Misal seseorang hobi melukis dan memiliki bakat serta ingin menjadikan dirinya sebagai pelukis profesional namun keluarga melarang karena menjadi pelukis bukan pekerjaan yang menjamin masa depannya (seperti tokoh keenan dalam novel perahu kertas). Dengan tekad kuat ia bisa menjadi pelukis terkenal dengan penghasilan tinggi.
Selama hobi tersebut positif dan dapat menghibur hati serta kita merasa senang tak ada salahnya tetap menjalani nya. Semua kembali pada diri kita untuk memilih. Seperti saya yang suka menulis tetapi belum menjadikannya sebagai profesi dan untuk hobi saya yang satu ini mungkin bukan faktor gen karena tidak ada satu pun keluarga besar saya yang senang menulis.
Selamat menikmati hobi anda selagi bisa dan salam semangat ^_^